08 Maret 2013

MENGENANGMU


Sepeninggalmu
berjuta rasaku terpuisikan
akhirnya hanya tercatat di lembaran rinduku.

Sepeninggalmu
tertumpah-ruah air mataku
menggenangi luka menganga di jiwaku.

Kupungut satu persatu kepingan dukaku
Kerekatkan perlahan retak-retak asaku
Berjalan sendiri menyusuri pekatnya sunyi
Mengingat pesanmu, saat kau masih bersamaku
“Andai aku pergi mendahuluimu, aku titipkan anak-anak padamu.”

Aku hendak katakan padamu:
Ketika aku belum bertemu denganmu,
aku adalah sabit yang melenyapkan semak belukar penghalangku
Ketika aku hidup bersamamu,
aku mampu menjadi gelombang merobohkan kokohnya karang
Tapi ketika kau meninggalkanku,
aku hanya benang tua basah, rapuh dan tak berdaya.

Mengenangmu, yang telah menjadi kaldera cintaku
Memberikan hati dan jiwamu di segala penjuru waktu
Menjadi sahabat jiwa di setiap putaran roda perjalanan

Wahai juwita jiwaku
Engkau adalah jalan hidupku
Berada di tiap hembus nafas dan aliran darahku
Biar semua mengatakan kau telah pergi
Tapi kau tetap ada di sini
Bersamaku,
hingga purna semua cerita.